Infeksi Saluran Pencernaan Pada Balita Yang Harus Dicegah

Image Source: Baby Center
Biasanya infeksi saluran pencernaan yang terjadi pada anak adalah gastroenteritis alias diare dan muntah-muntah. Hal ini terjadi karena infeksi, dan kebanyakan infeksinya adalah infeksi virus yang akan sembuh sendiri dan tidak memerlukan antibiotika. Anak baru membutuhkan antibiotika bila diarenya disertai darah. Sebenarnya, gastroenteritis pada anak yang tidak kurang gizi, umumnya tidak berat sehingga tidak perlu rawat inap.
Yang perlu rawat inap adalah yang dehidrasi kekurangan cairan tubuh berat. Jadi, saat diare atau muntah-muntah, fokus Anda adalah mencegah terjadinya dehidrasi. Makanya, penting sekali pemberian cairan, serta oralit. Saat sakit apalagi terkena infeksi virus, nafsu makan anak menurun drastis. Kalau sudah begini, pilihlah makanan yang sifatnya ringan dan tidak berlemak. Pilihlah makanan yang segar dan menarik. Berikan sedikit-sedikit, tetapi sering.
Nah, beberapa contoh makanan yang bisa diberikan adalah nasi, roti gandum, pisang, apel kukus, kentang, kuning telur, daging cincang, sayur, labu kuning, atau ikan. Ketika sakit, menu makanan harus penuh inovasi untuk menarik perhatian anak. Yang dipantang diberikan adalah makanan yang tak sehat, seperti gorengan, makanan instan seperti sosis atau nugget, makanan bersantan, dan makanan jadi hasil olahan pabrik.
Infeksi Saluran Pencernaan Oleh Bakteri
Gangguan fungsi seluruh sistem pencernaan bayi sehingga menyebabkan sakit perut, sembelit, atau diare. Penyebabnya belum diketahui pasti. Beberapa ahli memperkirakan berkaitan dengan kontraksi usus yang tidak normal. Gejalanya karena kebiasaan buang air besar (BAB) berubah, lebih sering jika diare dan lebih jarang jika sembelit. Atasi dengan menghentikan pemberian makanan atau minuman yang memicu timbulnya gejala, seperti yang banyak bumbu, terlalu manis, asam atau asin.
Hipertrofi pilorus stenosis. Penyebabnya karena kelainan saluran pencernaan, ditandai penyempitan saluran usus 12 jari akibat penebalan otot dinding usus, yang mengakibatkan makanan akan dimuntahkan kembali oleh bayi. Gejalanya adalah untah yang biasanya muncul saat bayi berusia 2–12 minggu. Atasi dengan menjalani operasi kecil pada otot-otot pilorus yang disebut pyloromyotomy. Operasi dilakukan dengan menyayat, tidak memotong otot pilorus yang menebal untuk melebarkan saluran.
Sakit perut berulang sering dialami anak usia 3 tahun. Bayi akan rewel karena belum mampu mengemukakan keluhannya. Penyebabnya bisa gangguan psikologis, sosial, dan lingkungan yang memicu stres, seperti hari pertama sekolah. Gejalanya karena sakit perut berulang yang berupa serangan nyeri perut tiga kali atau lebih selama lebih dari tiga bulan dan mengakibatkan gangguan aktivitas. Atasi dengan mencari faktor penyebab utamanya. Bila disebabkan faktor psikis, konsultasikan kepada psikolog anak.
Penyebab alergi terhadap protein susu sapi. Gejalanya karena dare berlendir dan terkadang terdapat darah, kulit gatal kemerahan dan batuk berdahak. Atasi dengan menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi dan menggantinya dengan susu kedelai atau susu khusus yang proteinnya telah diproses. Hindari produk makanan yang mengandung susu sapi.
Radang usus buntu, dalam istilah medis disebut Appendicitis atau peradangan pada appendiks. Penyebabnya karena ada sebagian kotoran di usus atau sisa makanan terperangkap di dalamnya. Apendiks yang radang akan menyebabkan nyeri dan membuat usus rentan pecah. Gejalanya adalah sakit perut, terutama dimulai di sekitar pusar dan bergerak ke samping kanan bawah, nafsu makan menurun, mual dan muntah, diare dam demam. Atasi dengan melakukan operasi dengan membuka dinding perut untuk memotong dan membuang apendiks atau usus buntu yang meradang tersebut
Usus terlipat ini terjadi bila satu bagian usus masuk ke dalam usus yang terletak di atasnya dan terjadi secara spontan. Banyak dialami bayi yang usia 5-10 bulan. Penyebabnya belum diketahui. Gejalanya bayi menangis, muntah berupa cairan hijau, diare berdarah, dan bila ususnya sudah tersumbat total, bayi tidak dapat buang angin dan buang air besar. Atasi dengan memberi cairan kontras untuk mengetahui bagian usus yang terlipat atau dilakukan tindakan pembedahan.
Perdarahan saluran cerna atas. Bayi menunjukkan cairan muntah disertai bercak darah segar atau darah yang berwarna kehitaman seperti kopi, akibat darah yang mengalami denaturasi oleh asam lambung. Penyebabnya karena ada luka tukak dan duodenum (pada usus 12 jari) atau ada varises pada kerongkongan yang pecah. Gejalanya untah darah dan kotoran (feses) yang dikeluarkan saat buang air besar berwarna hitam. Atasi dengan membawa bayi ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Infeksi Saluran Pencernaan Segera Kenali Gejalanya
Kasus infeksi sering ditemui pada bayi. Diare adalah salah satu gejala umum gangguan pencernaan, apalagi bila disertai dengan muntah. Ini sering terjadi pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas, dan kebanyakan kasus disebabkan oleh masalah kebersihan oral bayi. Pada tahap usia ini si kecil senang mengeksplorasi berbagai benda melalui mulut, karena pada tahap ini mulut adalah indera perasa yang paling mudah digunakan si kecil untuk mengidentifikasi benda. Ini pun bisa terjadi saat ia sedang tumbuh gigi.
Tumbuhnya gigi menyebabkan gabungan antara sensasi nyeri dan geli, hingga secara refleks ia akan memasukkan tangan ke dalam mulut. Dua kebiasaan ini bisa dikatakan tidak higienis karena belum tentu tangan atau mainan yang dimasukan ke dalam mulut cukup bersih. Kuman yang berpindah akan tertelan dan masuk ke dalam saluran cerna hingga menyebabkan infeksi.
Pada umumnya, infeksi saluran pencernaan disebabkan virus atau keracunan makanan tidak membutuhkan antibiotik. Namun jika dibiarkan terlalu lama atua terlambat penanganannya, ini bisa berubah menjadi masalah yang fatal. Bukanhanya menganggu slauran cerna si kecil, ini pun dapat menghambat proses tumbuh kembang si kecil.